Langsung ke konten utama

Menulis Sebagai Hobi



Setiap orang lahir dengan potensi dan kemampuan yang berbeda-beda dan tentunya masing-masing individu memiliki selera dan ketertarikan yang berbeda terhadap suatu hal. Bukanlah sesuatu yang perlu dijadikan perdebatan ketika seseorang menyukai sesuatu tetapi orang lain tidak sepaham dengan apa yang kita rasakan.
Hobi, satu kata yang menggambarkan hal yang kita gemari, sukai, dan senangi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hobi adalah kegemaran atau kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. Hobi juga sering dianggap sebagai kegiatan yang dapat menenangkan pikiran seseorang.
Ada begitu banyak hobi yang ada di dunia ini. Semua kegiatan yang dapat kita lakukan bisa menjadi hobi kita. Mulai dari kegiatan yang sering dilakukan oleh banyak orang sampai kegiatan yang paling aneh sekalipun. Diantaranya seperti menonton film, mendengarkan musik, berenang, bermain sepeda, menulis, dan sebagainya.
Dari sekian banyaknya hobi yang ada, karena penulis merupakan salah satu orang yang memiliki hobi menulis, maka yang akan dibahas dalam artikel ini adalah seputar menulis. Kalian mempunyai hobi yang sama? Silahkan dibaca sampai habis atikelnya.
Menurut Hanry Guntur Tarigan , menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya. Sedangkan menurut, Djago Tarigan dalam Ellina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009:5) menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat atau pikiran, dan perasaan.
Pada dasarnya kedua penjelasan tersebut memiliki makna yang sama, yaitu menulis diinterpretasikan sebagai kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam sebuah tulisan. Dimana tulisan tersebut disusun dengan menggunakan bahasa tulisan yang baik dan benar.
Tak jarang orang yang memiliki hobi menulis, tetapi tidak sedikit pula orang yang justru malah tidak suka menulis. Bagi sebagian orang yang tidak suka menulis, biasanya memiliki alasan yang sama, yaitu bingung merangkai kata sehingga dapat menggambarkan apa yang ada di dalam pikiran kita. Karena bahasa tulis itu berbeda dengan bahasa lisan, maka banyak orang merasa kesulitan ketika hendak menulis sesuatu dan pada akhirnya tidak memiliki hobi menulis.
Bagi orang yang memiliki hobi menulis, kegiatan tersebut diibaratkan sebagai suatu tantangan. Dimana kita dituntut agar bisa membuat orang lain mengerti dengan apa yang kita pikirkan hanya dengan melalui kata-kata. Tidak ada bantuan visual berupa gambar atau adegan maupun audio sebagai penjelas. Menulis sama dengan kita merangsang atau memicu pembaca untuk membangkitkan teater of mind dalam dirinya masing-masing.
Selain itu, bagi para pemilik hobi yang satu ini, menulis dijadikan sebagai wadah untuk menuunjukkan sosok dan kepribadian dasar yang dimiliki oleh seorang penulis. Karena terkadang tidak semua hal yang ada pada diri kita dapat ditunjukkan pada orang lain.
Jika seorang aktor atau orang yang memiliki hobi bermain peran dapat merasakan sensai menjadi pribadi yang berbeda hanya dengan berakting, maka dengan menulis pun bisa. Bedanya, orang yang memiliki hobi menulis, memerankan karakter lain yang mungkin sangat bertolak belakang dengan dririnya melalui kata-kata yang ia rangkai menjadi sebuah tulisan.
Bahkan dengan menulis, kita bisa menjelma menjadi apa saja sesuai dengan yang kita inginkan dan harapkan. Misalnya saja ketika kita ingin merasakan sensasi menjadi seorang putri kerajaan, kita hanya perlu mengambil pena dan tuliskan apa yang kita pikirkan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan putri kerajaan.
Selain itu, dengan menulis, kita bisa membagikan pengalaman, emosi, pengetahuan, dan informasi untuk orang lain. Bukan hanya untuk satu atau dua orang saja, tetapi juga bisa mencapai ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang sekaligus. Ditambah lagi dengan teknologi yang sudah sangat berkembang saat ini, kita bisa dengan mudah membagikan tulisan kita dalam waktu yang singkat.
Seperti hobi-hobi yang lainnya, meskipun kita menyukai menulis, pasti ada saatnya dimana kita merasa bingung dan kehabisan ide untuk melanjutkan tulisan yang kita buat. Namun hal tersebut janganlah dijadikan kendala untuk tidak mengembangkan hobi yang kita miliki. Bagaimanapun juga, kemampuan itu ibarat sebuah pisau, makin sering diasah, maka akan semakin tajam.
Karena jika kita serius mengembangkan dan dapat melihat peluang dari hobi yang kita punya, maka hobi bukan lagi hanya dianggap sebagai kegiatan penghibur saja. Hobi menulis kita bisa dijadikan sebagai peluang penghasilan kita.
Jadi, jika kita mempunyai hobi, maka pergunakan dan manfaatkanlah hobi yang kita miliki tersebut untuk hal-hal yang positif. Tentunya hal tersebut dapat terwujud jika kita memiliki hobi yang positif pula. Seperti halnya hobi menulis, jika kita tidak pandai memanfaatkan hobi tersebut, maka tulisan yang kita buat bukannya memberikan pengetahuan, informasi, dan dampak positif bagi orang lain, bisa jadi hal tersebut malah justru menjerumuskan orang lain. (Gabriella)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AYO, KENALI FISIP-MU !

Brotherhood !!! Bagi sebagian besar mahasiswa Untirta pasti tidak asing lagi dengan kata tersebut. Kata ‘brotherhood’ merupakan jargon atau kata kunci dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untirta. Fakultas yang baru berusia 12 tahun ini merupakan fakultas termuda di Untirta. Fakultas orange ini didirikan pada tahun ajaran 2002/2003 yang diresmikan dengan surat keputusan nomor   124/0/2004 sesuai dengan SOTK. Sebelum dijuluki sebagai ‘Fakultas Orange’, FISIP Untirta dikenal sebagai fakultas yang identik dengan warna biru yang menyerupai warna biru telur asin, yang lebih cenderung berwarna abu-abu. Mengapa demikian? Karena FISIP Untirta merupakan fakultas yang bernuansa politik dan warna abu-abu dianggap sebagai simbolisasi dari politik, maka tercetuslah warna tersebut sebagai identitas dari FISIP Untirta. Namun penetapan warna tersebut sebagai identitas dari fakultas termuda di Untirta ini tidak bertahan lama, hingga akhirnya diputuskan agar diganti dengan warna O

Mengkroscek Sejarah Dari Kuncen Banten Girang

Setiap tempat dan daerah pasti memiliki sejarahnya masing-masing. Latar belakang, asal muasal, kultur masyarakat terdahulu merupakan hal-hal yang amat menarik untuk diulik dan dipelajari. Tetapi nyatanya, tidak semua sejarah yang kita baca di buku-buku pelajaran sekolah ataupun literatur lainnya merupakan fakta yang sebenarnya terjadi. Termasuk di tanah Jawara ini, khususnya di daerah Banten Girang. Memiliki sejarah panjang yang sedikit orang lain ketahui. Bahkan ada beberapa yang salah menafsirkan sejarah yang ada. Saya merasa beruntung sekali bertemu sosok seperti Abah Hasan. Beliau merupakan kuncen dari situs wisata Banten Girang. Sama seperti kuncen situs-situs wisata sejarah lainnya, Abah Hasan mendedikasikan hidupnya untuk menjaga situs Banten Girang tersebut. Abah Hasan mulai menjadi kuncen situs Banten Girang sejak ia masih berusia 12 tahun. Lelaki yang memiliki nama asli Abdu Hasan ini meneruskan profesi turun temurun dari kakek dan neneknya sebagai kuncen Banten Gi